Studi membuktikan bahwa masyarakat di Indonesia 40% masih menggunakan energi berbahan dasar kayu/arang meskipun pemerintah gencar mempromosikan BBG/elpiji. Hal ini menunjukkan bahwa gas elpiji bukan satu-satunya produk yang menjadi solusi konsumsi energi. Namun terbukti juga dalam studi bahwa konsumsi energi berbahan dasar kayu/arang dengan tungku tradisional selama ini, sangat tidak efisien dan tidak ramah lingkungan/tidak sehat. Hasil kajian menunjukkan bahwa energi yang terbuang dengan tungku tradisional sebesar 80%, belum lagi dengan pencemaran udaran dan carbon yang dihasilkan. Oleh karena itu, program tungku bersih diluncurkan guna mendorong masyarakat untuk tetap menggunakan energi berbahan dasar kayu, namun dengan tungku yang bersih dan sehat. Program Clean-Stove diinisiasi oleh Geres (sebuah NGO berbasis di Kamboja) bekerjasama dengan Kementerian ESDM dirjen Bioenergi. Saat ini proses produksi dan pengujian tungku bersih sedang berlangsung dan segera setelah dipasarkan, LKY terlibat dalam proses monitoring dan verifikasi (dan evaluasi) terkait dengan penggunaan tungku tersebut. Melalui program tungku bersih ini diharapkan masyarakat dapat mempunyai alternatif konsumsi energi dengan tungku yang lebih bersih dan sehat. Apakah program ini akan berhasil di Indonesia? Belum dapat dinilai, karena masih akan diujicobakan di Jateng, DIY, dan Sumba Timur untuk satu tahun ke depan.